Kaurrfman
(1985) mengadakan periodisasi perkembangan kajian atas ketunalarasan menjadi
tiga periode, yaitu sebelum abad XIX, abad XIX, dan abad XX.
perkembangan kajian atas ketunalarasan di Eropa dan
Amerika Serikat berdasarkan periodisasi yang dibuat oleh Kauffman (1985) yaitu
sebelum abad XIX, abad XIX, dan abad XX.
B.
SEBELUM ABAD XIX
Sebelum abad XIX, para penyandang tuna
laras disebut sebagai orang gila dan kebanyakan lainnya disebut sebagai akibat
dari kerusakan setan. Para anak-anak maupun orang dewasa yang menunjukan
tingkah laku yang aneh dihukum dengan penyiksaaan, penelantaran, ataupun
dilukai sampai berdarah.
Orang yang pertama kali mempelopori
perubahan dalam pananganan tunalaras adalah Phillipe Pinel, yaitu seorang
dokter Perancis yang termasuk seorang psikiater pertama di dunia. Pinel
menggunakan pendekatan moral yang menekankan pada perlakuan secara baik dan
pembicaraan dari hati ke hati. Dengan pendekatannya ini, Pinel mencoba
menangani beberapa pasien penyakit mental kronis yang telah disekap, dan
disiksa di rumah sakit Bicetre.
Di Amerika Dr. Benjamin Rush seorang bapak
psikiater AS, menentang keras berbagai bentuk kekerasan dan hukuman badan untuk
mengendalikan tingkah laku. Dr. Rush mendukung upaya pendidikan bagi semua
anak, sehingga metode pengendalian tingkah laku harus berorientasi pada
pendidikan dan kasih saying.
C.
ABAD XIX
Ada beberapa perkembangan penting yang
terjadi pada abad ke XIX, yaitu :
1.
Tunagrahita dan tunalaras
pada abad ke XIX, anak tunagrahita dan tunalaras dimasukan kedalam
kategori yang sama, yaitu idiot. Kurang tidak dikenalnya istilah tunagrahita
dan tunalaras pada awal abad ke XIX, dapat dilihat dalam beberapa deskripsi
tentang anak idiot yang pada saat itu mungkin dapat dikategorikan sebagai
psikostik atau autistik.
Salah satu upaya pemahaman terhadap perbedaan antara tunagrahita dan
tunalaras di antaranya dimulai oleh Samuel Gridley Howe (AS) pada 1850 an. Howe
menggunakan istilah Simulative idiocy untuk tunalaras, yaitu mereka sebenarnya
tidak tunagrahita tetapi tampak seperti tunagrahita. Tahun 1886 di Inggris
terjadi pemisahan antara gila dan dungu.
2.
Teori etiologi tunalaras
Beberapa psikiater mulai mengidentifikasi beberapa penyebab tunalaras.
Penyebab ketunalarasan di antaranya dikemukakan oleh Parkinson dan West,
bahwaketunalarasan disebabkan kondisi emosi dan lingkungan.
Menjelang akhir abad XIX, Henry H.Goddard, beranggapan bahwa
ketunalarasan disebabkan karena factor keturunan, maka untuk mencegahnya
perkawinan harus diatur secara selektif, artinya hanya mereka yang sempurna
yang boleh mempunyai cacat ini, agar generasi yang akan datang terbebas dari
kecacatan.
3.
Intervensi
Penanganan yang dikembangkan oleh Pinel yaitu melalui pendekatan moral
psikologis mendominasi teknik intervensi di berbagai tempat didunia. Pendekatan
ini berupaya mengembangkan bakat dan minat melalui krgiatan olahraga, music,
vocational, akupasi, dan rekreasi yang dilakukan secara rutin, terstruktur,
konsisten, dan pendekatan dari hati ke hati. Pelayanan pendidikan anak
tunalaras sudah ada, walaupun masih bersatu dengan sekolah anak tunagrahita.
Pada adab XIX, banyak remaja yang nakal, agresif, tidak patuh atau
terlantar tetapi tidak idiot atau gila. Pada saat itu berdirilah panti-panti
untuk menampung anak dan remaja tunalaras dengan tujuan merehabilitasi mereka.
4.
Perkembangan lain
Berbagai perubahan yang berhubungan dengan ketunalarasan, seperti
hubungan antara tuna grahita dan tuna laras, teori ekologi, dan intervensi
memang terjadi pada tengah abad pertama dari abad XIX. Perkembangan lain yang
terjadi adalah munculnya berbagai buku tentang tunalaras. Buku-buku ini berisi
tentang teori ekologi dan klasifikasi tuna laras berdasarkan visi pada abad XIX.
Beberapa analisis di AS juga mulai memberikan layanan klinik bagi anak
tunalaras, sedangkan system peradilan anak pertama kali dibuka di AS pada tahun
1899.
D.
ABAD XX
Kemajuan dalam kajian terhadap
ketunalarasan pada abad XX terjadi sangat pesat. Kemajuan itu dibuktikan dengan
munculnya teori-teori baru tentang etologi dan intervensi ketunalarasan,
munculnya pakar-pakar yang aktif meneliti ketunalarasan, dan dibukanya
klinik-klinik bagi anak tuna laras di berbagai universitas.
1.
Pakar-pakar penting dalam ketunalarasan.
Banyak sekali pakar-pakar yang muncul pada abad XX, sebagian besar adalah
warga negara Amerika Serikat. Yang muncul pertama kali adalah Clifford W.
Beers, seorang pemuda yang brilian tetapi pernah mengalami breakdown syaraf
yang kemudian sembuh. Pengalaman pribadinya di RS Jiwa ditulis dalam sebuah
buku yang berjudul A Mind that Found Itself. Bersama psikiater Adolph Mayer dan
filosofis dan psikolog William James, Beer kemudian mendirikan Komite Nasional
bagi Kesehatan Mental (di AS) yang antara lain mendorong perlunya deteksi dini
dan pencegahan awal, dibukanya program kesehatan mental di sekolah, dan
dibukanya klinik bagi bimbingan anak. Pada saat yang hampir bersamaan pada awal
abad XX ini, kajian atas kenakalan remaja dilakukan secara intensif oleh Wiliam
Healy. Bersama dengan psikiater dan psikolog lain di Universitas Chicago.
2.
Berbagai layanan bagi anak tuna laras
Sejak tahun 1920 an, klinik bagi anak-anak bermasalah dibuka diberbagai
Universitas dan sekolah di Amerika Serikat. Dibandingkan dengan model lapangan
yang diberikan oleh psikiater sebelumnya, ada tiga hal yang baru, yaitu: adanya
kerjasama yang disiplin dalam penanganan anak, jenis tingkah laku yang
ditangani tidak terbatas pada tingkah laku yang parah, perhatian diberikan
kepada anat individu dan sikap orang dewasa yang mungkin berpengaruh pada anak.
Di sekolah umum di Minneapolis; tim yang ada pada klinik terdiri atas seorang
psikolog, seorang psikiater, tiga orang pekerja social, 20 orang guru kunjung,
dan beberapa ahli terapi wicara.
Program pendidikan guru PLB pertama dibuka di Michigan pada tahun 1919
dan pada waktu yang hampir bersamaan beberapa provinsi mewajibkan
sekolah-sekolah umum untuk juga mrnyediakan layanan PLB.
Sselain itu muncul lembaga-lembaga yang menangani anak tunalaras banyak
berdiri, seperti: lembaga konsultasi dan bimbingan, perkumpulan ahli-ahli
kesehatan mental, sekolah khusus dan kelas khusus, baik yang berasrama maupun
yang tidak berasrama.
Upaya penanganan atau pendidikan tidak hanya menekankan pada upaya
kuratif dan represif , melainkan juga upaya prepentif. Ahli tidak hanya
terbatas pada psikolog dan psikiater, tetapi melalui pendekatan multi ahli,
seperti: Guru PLB, Sosial Worker, dokter umum, dokter anak, speech terapis,
Teacher Counselor, dsb.
3.
Perkembangan pendekatan dan penanganan anak
tunalaras
Mulai tahun 1960-an, model pendekatan dalam pendidikan lebih jauh
berkembang, yaitu munculnya beberapa model pendekatan pendidikan bagi anak
tunalaras, yaitu :
a.
Pendekatan Psikoanalisa
Dikembangkan oleh Berkowitz dan Rotman. Pendekatan ini menekankan
penggunaan pengajaran klinis dalam menangani anak tunalaras .
b.
Pendekatan Psikoeducatif
Dikembangkan oleh N.J. Long, W.C. Morce, dan R.G. Newman. Teknik yang
dipakai dalam pendekatan ini adalah life space interview (wawancara sekitar
kehidupan anak) yang bertujuan memperkuat ego anak dan membantu anak memahami
dan menafsirkan masalah yang dihadapi.
c.
Pendekatan Humanistik
Dikembangkan oleh G. Dennison, H. Grossman, Peter Knoblock dan A.
Goldsterin. Pendekatan ini menuntut system pendidikan yang lebih bebas, lebih
terbuka, lebih berpusat pada murid.
d.
Pendekatan Ekologis
Dikembangkan oleh N. Hobb. Pendekatan ini menekankan bahwa penanganan
anak tumalaras tidak hanya diberikan pada anaknya, tetapi juga pada
lingkungannya termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat.
e.
Pendekatan Behavioristik
Dikembangkan
Hainz Werner, Alfred Strauss, dan Herbert C Quay. Penanganan anak tunalaras
harus menekankan pada pengendalian rangsangan dari luar, penggunaan konsukuen
yang konsisten, dan rutinitas yang tinggi. Pendekatan yang dipakai harus
terstruktur, ditandai oleh petunjuk yang jelas, tuntutan yang pasti pada anak,
dan tindak lanjut yang konsisten.
1 komentar:
Dalam penataan posting dan gadget sudah sangat bagus , tetapi lebar postingnya terlalu sempit dan gadget ada yang kosong misal di translate. Lebih baik diperlebar lagi postingnya dan gadget yang translate dihapus karena sudah ada yang satunya.
Posting Komentar