Buku Tamu

Website counter

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 11 November 2013

IDENTIFIKASI DAN ASSESMEN ANAK TUNA LARAS



Hiperaktifitas, distraktibilitas, dan impulsifitas merupakan karakteristik umum yang ditunjukan oleh anak tunalaras. Ketiga karakteristik ini saling terkait dan berhubungan dengan kemampuan akademik di kelas dan ketidakmampuan mengadakan adaptasi dengan lingkungan social. Perilaku-perilaku yang ditunjukan oleh anak-anak ini seringkali menimbulkan masalah dan mengganggu lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan khusus agar perilakunya dapat terkontrol dan mengurangi akibat yang timbul.
            Karakteristik yang telah diteliti berpuluh tahun ini menghasilkan beberapa metode yang dapat diterapkan pada penderita dan seiring bertambahnya jaman akan terus berkembang. beberapa metode yang dapat dijalannya antara lain sebagai berikut:
1.      Medikasi atau penggunaan obat
Medikasi yang sering dipakai adalah obat-obat perangsang syaraf seperti methylpenidate atau dextramphemine. Namun penggunaan obat ini masih terus menjadi kontroversi karena sebenarnya tidak merubah watak atau perilaku anak, hanya dapat menenangkan sementara. Selain itu dikhawatirkan terjadi efek samping dalam jangka panjang jika obat-obatan ini terlalu sering diberikan.

2.      Diet
Ada dugaan bahwa zat-zat kimia dalam makanan dan minuman merupakan salah satu penyebab hiperaktif, distraktibilitas dan impulsifitas. Jadi asupan makanan bagi anak benar-benar diperhatikan dan dihindarkan dari makanan dan minuman yang mengandung zak kimia tinggi seperti junkfood.

3.      Modifikasi tingkah laku
Modifikasi tingkah laku diartikan sebagai usaha penerapan psikologi untuk mengubah perilaku dan kebiasaan manusia. Asumsi dasar dari konsep ini bahwa semua perilaku merupakan hasil belajar atau diperoleh dari interaksi individu dengan lingkungannya.

4.      Modeling
Anak diajar untuk membaur dengan anak-anak lain yang memiliki emosi cenderung stabil, oleh karena itu diharapkan sedikit demi sedikit anak dapat meniru dan belajar agar menjadi lebih tenang.

5.      Pengendalian stimulus pada lingkungan
Peran lingkungan dalam upaya menurunkan tingkat keparahan anak tunalaras amatlah penting. Orang-orang di lingkungan tempat tinggal anak diajak untuk senantiasa bersikap positif dan memberikan stimulus pada anak. Misalnya mengajak anak untuk melakukan hal yang positif dalam rangka menyalurkan emosinya, seperti menggambar, bernyani, menari dsb. Contoh lain misalnya sebisa mungkin lingkungan tidak menyulut emosi anak.
separador

1 komentar:

Unknown mengatakan...

blognya menarik, background sederhana sehingga tulisan mudah dibaca..

Posting Komentar

Translate

Search this blog