Berbagai macam istilah yang sering digunakan untuk anak-anak yang menunjukan pergerakan yang berlebihan, misalnya hiperaktif, hiperkinesis, gangguan impuls hiperkinetik, disfungsi minimal otak, atau sindrom Strauss (Kauffman, 1985). Hiperaktifitas adalah perilaku yang sering ditunjukan oleh anak-anak pada usia balita atau usia anak sekolah.
Meskipun penyandang
hiperaktifitas ini cukup tinggi dan kelainan ini banyak di teliti, di tulis,
dan didiskusikan, sampai saat ini belum ada satu definisi sama untuk
hiperaktifitas ini. Hal ini disebabkan karena kesulitan-kesulitan dalam
assesmen hiperaktifitas. Ada 2 macam instrument untuk mengukur hiperaktifitas
anak, yaitu dengan observasi langsung dan dengan pemasangan alat mekanis pada
tubuh anak. Pada observasi langsung dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan
hasilnya kurang relevan, sedangkan pada pemasangan alat mekanik terkadang anak
menunjukan perilaku yang dibuat-buat karena menyadari bahwa dirinya sedang
diukur.
Seorang anak yang mengalami hiperaktifitas
memiliki gejala sebagai berikut:
-
Lari berkeliaran
-
Melakukan hal-hal yang berlebihan
misalnya menaiki meja
-
Sulit untuk duduk diam atau terlalu
banyak bergerak
-
Sulit jika disuruh duduk manis / diam
-
Terlalu banyak bergerak saat tidur
C.K.
Conners pada tahun 1969 mengembangkan skala perilaku yang dapat digunakan untuk
mengukur hiperaktifitas pada anak. Berikut merupakan instrumen yang dapat diisi
oleh guru (Teacher Questionnarire-TQ) dan diisi oleh orang tua (Parent
Questionnaire-TQ).
No.
|
Pengamatan
|
Tingkat Perilaku
|
|||
Tidak sama sekali
|
Sedikit
|
Agak banyak
|
Sangat banyak
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Tidak
pernah diam atau terlalu aktif
Mudah
diganggu perhatiannya, impulsif
Mengganggu
anak lain
Tidak
dapat menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulainya, daya perhatian pendek
Tidak
memperhatikan, mudah dirangsang
Keinginan
harus segera terpenuhi, mudah frustasi
Mudah
dan sering menangis
Terus
menerus gelisah
Jiwanya
mudah berubah secara drastic
Marah
meluap-luap, eksplosif, perilaku tidak terduga
|
Melihat perkembangan kajian terhadap hiperaktifitas, Kauffman (1985) membuat seperangkat kesimpulan sebagai berikut:
-
Hiperaktifitas adalah masalah perilaku
anak dan respons lingkungan, seperti sikap dan kemampuan orang tua
mengendalikan anak, norma perilaku di masyarakat.
-
Hiperaktifitas adalah masalah perilaku
anak yang tidak sesuai/tidak wajar dan perilaku tersebut.
-
Masalah yang dihadapi anak hiperaktif,
terutama yang berkaitan dengan pemusatan perhatian dan sosialisasi, cenderung
terbawa sampai dewasa.
-
Penggunaan obat untuk menangani
hiperaktif cenderung semakin berkurang.
-
Respons terhadap obat stimulant sangat
kompleks dan luas
-
Anak hiperaktif dan anak normal umumnya
menunjukan reaksi yang sama pada obat stimulant
Obat stimulant
bermanfaat dalam menangani beberapa anak hiperaktif, tetapi bagi beberapa anak,
obat tidak diperlukan sebagai salah satu komponen penanganannya.
2 komentar:
tampilan blognya sangat bagus, mungkin ruang untuk postingnya bisa dilebarkan biar nggak terlalu panjang. :)
bagaimana cara menangani anak tunalaras yg hiperaktif sih gin ? makasih atas jawabannya nantinya , aku tunggu ya :)
Posting Komentar